Pencegahan Rumahan Supaya Bayi Tidak Muntah

Tanya :

Dear Dokter,

Anak saya usia 14 bulan muntah pas bangun tidur kemudian kalo selesai nyusu dia muntah lagi, apakah ini normal dan bagaimana penanganannya ?

XXXXXXX XXXXXXX XXXXXX (1 tahun)
yuy_XXXXX@gmail.com
Tinggi Badan : 77 cm, Berat Badan : 8 kg

Jawab :

Salam sehat Ibu dari Bayi HMS,

Muntah pada bayi berusia 14 bulan dapat disebabkan oleh berbagai hal, dan meskipun beberapa kasus mungkin normal, muntah yang terus-menerus atau parah tidak boleh diabaikan. Penting bagi orang tua untuk memperhatikan kesehatan anak dan berkonsultasi dengan Dokter Mata bila diperlukan.

Apakah ini normal?

  1. Gumoh vs. Muntah: Bayi sering gumoh atau mengalami regurgitasi dalam jumlah kecil setelah menyusu. Hal ini sering kali disebabkan oleh sistem pencernaan yang belum matang dan belum tentu menimbulkan kekhawatiran. Namun, muntah berbeda dengan gumoh. Muntah melibatkan pengeluaran isi perut secara paksa, yang bisa lebih mengkhawatirkan.

  2. Frekuensi dan Tingkat Keparahan: Muntah sesekali pada bayi mungkin bukan hal yang aneh, terutama jika terjadi setelah bersendawa dengan kuat atau karena makan berlebihan. Namun, muntah yang terus-menerus atau parah, terutama jika disertai gejala lain seperti demam, diare, atau tanda dehidrasi, harus dievaluasi oleh Dokter Anak.

Yang Dapat Dilakukan Orang Tua di Rumah:

Jika bayi Ibu yang berusia 14 bulan muntah, berikut beberapa langkah umum yang dapat Ibu dan Bapak lakukan:

  1. Pantau: Perhatikan baik-baik kondisi bayi  dan cari tanda-tanda kesusahan atau dehidrasi (misalnya mulut kering, ubun-ubun cekung, popok lebih sedikit basah, lesu).

  2. Pemberian Makan Dalam Jumlah Kecil dan Sering: Jika muntah terjadi setelah menyusui  cobalah memberikan makanan dalam jumlah kecil dan lebih sering untuk mengurangi kemungkinan pemberian makan berlebihan.

  3. Bersendawa: Pastikan menyendawakan bayi secara teratur selama dan setelah menyusu untuk melepaskan udara yang terperangkap dan mengurangi kemungkinan muntah.

  4. Jaga Bayi Tetap Tegak: Setelah menyusu, gendong bayi dalam posisi tegak selama sekitar 20-30 menit untuk membantu mencegah regurgitasi.

Untuk meminimalkan risiko muntah pada bayi:

  1. Teknik Menyusui yang Benar: Pastikan bayi diposisikan dengan benar selama menyusui atau memberi susu botol untuk mencegah tertelannya udara.

  2. Hindari Memberi Makan Berlebihan: Perhatikan isyarat bayi  dan beri makan sesuai permintaan. Memberi makan berlebihan dapat menyebabkan muntah.

  3. Sendawakan Bayi : Sering-seringlah menyendawakan bayi  selama dan setelah menyusu.

  4. Posisi Tidur yang Ditinggikan: Saat bayi Anda tidur, baringkan mereka telentang dan tinggikan sedikit kepala tempat tidurnya (jika disarankan oleh Dokter Anak) untuk mengurangi risiko refluks.

Ibu harus berkonsultasi dengan Dokter Mata jika:

  1. Muntah Berkelanjutan: Jika bayi terus-menerus muntah dan semakin parah atau menyebabkan penurunan berat badan.

  2. Tanda-tanda Dehidrasi: Jika Ibu melihat tanda-tanda dehidrasi, seperti mulut kering, ubun-ubun cekung, atau popok basah berkurang secara signifikan.

  3. Muntah dengan Gejala Lain: Jika muntah disertai gejala lain yang mengkhawatirkan seperti demam, diare, muntahan darah, atau perubahan perilaku.

  4. Kekhawatiran Tentang Pemberian Makan: Jika Ibu memiliki kekhawatiran tentang pola makan atau pencernaan bayi, ada baiknya untuk mencari panduan dari dokter anak.

Ingatlah bahwa setiap bayi itu unik, dan apa yang mungkin normal bagi satu bayi mungkin tidak normal bagi bayi lainnya. Percayai naluri orang tua, dan jangan ragu untuk menghubungi Dokter Anak jika Ibu mengkhawatirkan kesehatan dan kesejahteraan bayi.

Salam sehat,

Team Dokter Simas Sehat

Layanan